Drama Derbi Madrid: Atletico Tumbang Lewat Adu Penalti, Real Madrid Lolos Hadapi Arsenal

Laga Derbi Madrileno antara Atletico Madrid dan Real Madrid diwarnai tensi tinggi, strategi matang, hingga drama adu penalti yang menegangkan. Bermain di kandang Atletico, laga ini menjadi ajang pembuktian dua raksasa Spanyol dalam adu taktik dan mental.
Gol Kilat Atletico Bikin Strategi Simeone Makin Solid
Pertandingan baru berjalan 28 detik ketika Atletico Madrid mencetak gol pertama. Lewat serangan cepat hasil duel second ball, Galagher berhasil menyontek bola ke gawang Courtois. Gol kilat ini langsung mengubah atmosfer pertandingan dan menjadi modal emas bagi Diego Simeone untuk menerapkan taktik andalannya: bertahan rapat dan serangan balik cepat.
Secara statistik, strategi Simeone terbilang sukses. Atletico mampu mencatatkan jumlah tembakan dan expected goals (xG) yang lebih tinggi dari sang rival. Sebaliknya, Real Madrid kesulitan membongkar pertahanan tuan rumah yang bermain sangat disiplin dan tidak memberikan banyak ruang untuk lini depan mereka.
Taktik Simeone: Kompak, Reaktif, dan Efektif
Atletico turun dengan formasi 4-4-2 yang sangat kompak. Reinaldo diturunkan menggantikan Javi Galan di pos bek kiri untuk meredam pergerakan Rodrygo. Kunci permainan mereka ada pada reaksi cepat terhadap bola. Saat bola digulirkan ke sektor tengah, lini tengah dan depan langsung melakukan pressing terorganisir, membuat pergerakan pemain seperti Vinicius dan Bellingham sulit berkembang.
Saat Real Madrid mencoba melakukan switch play atau perpindahan serangan ke sisi lain, Atletico sudah siap. Vinicius bahkan beberapa kali harus menghadapi empat pemain sekaligus saat berusaha mengeksploitasi sisi lapangan.
Real Madrid Andalkan Overload dan Build-Up Berlapis
Carlo Ancelotti merespons dengan pendekatan hati-hati. El Real mengandalkan struktur build-up 4 bek dan satu gelandang bertahan, dengan dua gelandang serang di depannya. Taktik ini dimaksudkan untuk menghindari serangan balik cepat dari Atletico. Sayangnya, hal ini juga membuat lini serang Real Madrid kekurangan pemain saat memasuki area sepertiga akhir.
Ancelotti kemudian mencoba overload di sisi sayap dengan menumpuk pemain seperti Modric, Rodrygo, Valverde, hingga Tchouaméni di area tersebut. Namun upaya ini juga mampu diimbangi oleh Atletico yang merapatkan lini tengah dan sisi lapangan.
Perubahan Strategi di Babak Kedua
Pada babak kedua, Ancelotti mulai melakukan pergantian pemain. Masuknya Brahim Diaz memberikan warna baru dalam serangan Madrid. Area sayap mulai diisi oleh fullback yang overlap, membebaskan Vinicius dan Diaz masuk ke kotak penalti. Bellingham juga ikut naik, memberi daya gedor ekstra.
Namun, pendekatan menyerang ini tak mampu menghindarkan laga dari babak tambahan waktu. Satu peluang emas sempat didapatkan ketika Mbappe dilanggar oleh Longlet, tapi peluang tersebut gagal dimaksimalkan oleh Vinicius.
Drama Penalti: Dua Sentuhan Julian Alvarez dan Aksi Heroik Rudiger
Pertandingan akhirnya berlanjut ke babak adu penalti. Di sinilah drama terjadi. Penendang Atletico, Julian Alvarez, harus melihat golnya dianulir karena melakukan double touch—sebuah pelanggaran yang terjadi saat pemain menyentuh bola dua kali dalam satu eksekusi. Hal ini sangat jarang terjadi dalam adu penalti dan langsung menjadi sorotan.
Kesalahan Alvarez dilanjutkan dengan kegagalan Marcos Llorente. Real Madrid tak menyia-nyiakan peluang ini. Rudiger menjadi penendang penentu. Meski bola sempat ditepis Jan Oblak, si kulit bundar tetap meluncur masuk ke gawang. Skor akhir pun memastikan Real Madrid keluar sebagai pemenang dengan penuh drama.
Lolos Hadapi Arsenal, Tantangan Selanjutnya Menanti
Dengan kemenangan ini, Real Madrid melaju ke babak berikutnya dan akan berhadapan dengan Arsenal—tim yang menang telak atas PSV di babak sebelumnya. Gaya bermain The Gunners jelas berbeda dengan Atletico, dan menarik untuk dinantikan bagaimana Ancelotti akan menyusun game plan-nya.
Apakah pendekatan hati-hati di awal laga akan kembali digunakan? Atau Ancelotti akan tampil lebih agresif sejak menit pertama? Satu hal yang pasti, laga melawan Arsenal akan jadi ujian berat lainnya untuk Los Blancos.