Drama di GBLA: Gol Bunuh Diri, Emosi Memuncak, dan Kontroversi Wasit di Laga Persib vs Barito Putera

Pertandingan antara Persib Bandung dan Barito Putera di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Jumat, 9 Mei 2025 benar-benar menyuguhkan drama luar biasa. Apa yang awalnya terlihat seperti kemenangan manis untuk Barito, berubah menjadi pil pahit di menit akhir injury time.
Barito Curi Start, Persib Tertekan
Sejak peluit awal dibunyikan, Persib Bandung tampil agresif dan mencoba mengendalikan permainan. Namun, ketangguhan lini pertahanan Barito Putera membuat Maung Bandung frustrasi. Barito bahkan menunjukkan performa yang solid, tak terlihat seperti tim yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi.
Pada menit ke-45, Barito mencuri gol lebih dulu lewat aksi Haime Moreno. Umpan matang dari Ferdiansyah sukses dikonversi pemain asal Nikaragua itu menjadi gol yang mengejutkan publik GBLA. Meski Persib menguasai bola, mereka gagal menciptakan peluang berbahaya sepanjang babak pertama.
Kartu Merah, Tackel Brutal, dan Emosi Meledak
Memasuki babak kedua, Persib berusaha mati-matian menyamakan kedudukan. Namun, tembok pertahanan Barito dan penampilan gemilang kiper Norhahli membuat usaha Persib terus gagal. Situasi makin sulit bagi tuan rumah ketika Edo Febriansyah diganjar kartu kuning kedua di menit ke-83 akibat pelanggaran terhadap Matias Miar.
Namun drama sebenarnya baru dimulai jelang akhir laga. Murilo, pemain Barito, melakukan tackle keras terhadap Febri Haryadi—yang baru saja pulih dari cedera panjang. Anehnya, wasit Gidion Paherang hanya memberikan kartu kuning, membuat pelatih Bojan Hodak dan para pemain Persib tersulut emosi. Salah satunya, Henhen Herdiana, nyaris adu jotos dengan Murilo dan berakhir mendapat kartu kuning juga.
Gol Bunuh Diri yang Menyelamatkan Persib
Saat kemenangan sudah di depan mata untuk Barito, petaka datang. Di detik akhir masa injury time, Gustavo Franca menendang bola yang justru mengenai rekan setimnya, Yusuanto Aditya, dan bola pun bersarang ke gawang sendiri. Skor berubah menjadi 1-1, membuat harapan tiga poin Barito sirna begitu saja.
Dengan hasil ini, Persib makin kokoh di puncak klasemen dengan 65 poin dari 32 pertandingan, unggul 8 angka dari pesaing terdekat, Dewa United.
Aksi Murilo Dihujat Bobotoh, Lalu Minta Maaf
Aksi tackle keras Murilo mendapat hujan kritik dari netizen, khususnya para Bobotoh. Instagram Murilo dibanjiri komentar, menyayangkan perlakuan kasarnya terhadap Febri yang baru kembali dari cedera. Tak ingin situasi makin runyam, Murilo akhirnya buka suara dan menyampaikan permintaan maaf lewat Instagram.
“Saya mohon maaf kepada Febri Haryadi. Saya hanya mencoba memenangi pertandingan, namun datang terlalu keras. Tidak ada niat menyakiti siapa pun,” tulis Murilo.
Ia juga meminta maaf kepada fans Persib dan mengucapkan selamat atas gelar juara mereka. Sebuah langkah yang patut diapresiasi, meskipun insiden ini tetap menyisakan luka bagi pendukung Maung Bandung.
Yuran Fernandez Kena Sanksi Berat Usai Kritik Sepak Bola Indonesia
Di tengah panasnya atmosfer Liga 1, satu nama lain juga jadi sorotan: Yuran Fernandez, kapten PSM Makassar. Gara-gara unggahan kritisnya di Instagram tentang kondisi sepak bola Indonesia, ia dijatuhi hukuman larangan beraktivitas di dunia sepak bola nasional selama 12 bulan dan denda Rp25 juta.
Dalam unggahannya, Yuran menulis:
“Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya tetap sama. Jika ingin cari uang, datanglah ke Indonesia. Kalau mau main bola serius, jauhi negara ini.”
Meski kemudian ia menghapus unggahan dan meminta maaf, Komite Disiplin PSSI tetap menjatuhkan sanksi tegas sesuai pasal 59 dan 141 Kode Disiplin 2013. Netizen pun bereaksi keras, menyebut PSSI terlalu kejam dan enggan menerima kritik yang sebenarnya cukup mewakili keresahan banyak pihak.
Persib Kirim Surat Resmi ke PSSI, Bojan Hoda Tak Mau Didenda
Pelatih Persib, Bojan Hoda, menyatakan pihaknya akan mengirim surat resmi ke Komite Wasit PSSI untuk memprotes kinerja wasit Gidion Paherang. Ia mengaku enggan terlalu vokal karena khawatir dijatuhi denda oleh PSSI, namun kekecewaannya tak bisa disembunyikan.
“Saya tidak bisa berbicara banyak, karena kalau saya komentar tentang wasit, saya bisa didenda. Tapi kami akan kirim surat resmi dan videonya,” ujar Hoda tegas.
Ia menyebut keputusan wasit sangat merugikan timnya, dan seharusnya Persib bisa mendapatkan hasil lebih baik jika pertandingan dipimpin secara adil.
Kesimpulan:
Duel antara Persib dan Barito bukan sekadar laga biasa, melainkan pertunjukan penuh drama, emosi, dan kontroversi. Dari gol bunuh diri dramatis, tackle brutal yang memicu amarah, hingga hukuman berat untuk pemain vokal—semuanya menjadi cerminan betapa kompetitif dan “panas”-nya atmosfer sepak bola nasional saat ini. Tinggal bagaimana PSSI dan pihak terkait merespons dengan bijak demi kemajuan sepak bola Indonesia. Jika kamu setuju atau punya pendapat berbeda soal kejadian ini, tulis di kolom komentar, ya