Juara bertahan Swiatek tersingkir pada putaran ketiga Roma

Ibukota Indonesia – Unggulan kedua Iga Swiatek terpaksa angkat kaki dari Internazionali BNL d’Italia pasca kalah dari unggulan ke-29 Danielle Collins 1-6, 5-7 pada putaran ketiga dalam Roma, Sabtu.
"Jelas, saya bermain bertarung dengan Iga berkali-kali," kata Collins usai laga, seperti disiarkan WTA.
"Saat Anda memainkan berbagai pertandingan ketat dan juga juga memainkan tenis terbaik Anda lalu kalah — Anda belajar banyak."
Swiatek kalah pada pertandingan undian utama pertamanya ke Roma lima tahun tak lama kemudian dari Arantxa Rus. Saat itu ia berusia 18 tahun. Setelah itu, ia berubah menjadi hampir tak terkalahkan, memenangi peringkat tiga kali di empat tahun terakhir.
Menjelang pertandingan fase ketiga berhadapan dengan Collins, Swiatek sudah memenangi 21 dari 22 pertandingan terakhirnya di dalam Internazionali BNL d’Italia — persentase kemenangannya adalah 91,3 — semata-mata kalah dari Chris Evert yang tersebut meraih 92,3.
Namun, hal itu muncul sebelum Collins bangkit dan juga memunculkan kejutan, setelahnya petenis Amerika itu kalah di tujuh dari delapan pertandingan sebelumnya berperang melawan juara tunggal Grand Slam lima kali itu.
Collins menyelesaikan pertandingan dengan 32 pukulan winner, belaka dengan 15 kesalahan sendiri, sementara Swiatek mencatatkan 15 winner dan 22 kesalahan sendiri. Collins juga mengonversi enam dari delapan potensi break point, sementara Swiatek belaka 2 dari 10.
Kekalahan yang dimaksud menghasilkan Swiatek — juara empat kali ke Roland Garros — akan memasuki Paris tanpa gelar kejuaraan sejak kemenangan gemilang tahun kemudian ke lapangan French Open.
Kekalahan itu juga berarti berakhirnya catatan sejarah Swiatek. Setelah lebih lanjut dari tiga tahun menduduki peringkat No. 1 atau No. 2, Swiatek akan turun ke No. 4 atau No. 5 pada peringkat WTA.
Coco Gauff kemudian Jessica Pegula terpaut sangat dalam depannya, dan juga jikalau gelar kejuaraan Roma diraih Jasmine Paolini, Swiatek akan terdorong turun satu peringkat lagi.
Bagi Collins, ini adalah kemenangan Top 10 pertama pada lebih banyak dari setahun, sejak event Charleston tahun lalu. Keberhasilan itu juga merupakan kemenangan ketiga pada kariernya berhadapan dengan pemain Top 2, setelahnya mengalahkan Ashleigh Barty pada Adelaide 2021 dan juga Angelique Kerber dalam Australian Open 2019.
Pada set pertama, Swiatek menghadapi empat break point juga Collins memenangi semuanya. Dua kali, pada situasi penuh tekanan itu, Swiatek melakukan kesalahan ganda. Dalam empat gim, ia semata-mata memenangi lima poin dari servisnya.
Setelah kalah dari Gauff pada semifinal ke Madrid, Swiatek semata-mata mampu memenangi satu gim untuk ketiga kalinya di lima set.
Kemalangan itu berlanjut hingga set kedua sewaktu Collins mematahkan servisnya untuk kelima kalinya berturut-turut.
Di gim keempat, Swiatek bertahan untuk pertama kalinya. Di gim keenam, ada secercah harapan. Swiatek berhasil meninggalkan dari bahaya, memenangi empat poin terakhir untuk menciptakan kedudukan bermetamorfosis menjadi 3-3.
Melakukan servis pada kedudukan 4-5, Swiatek menyelamatkan match point. Tetapi itu tidaklah cukup. Collins mengonversi match point ketiganya di mana pukulan backhand Swiatek melebar.
Down goes the Defending Champion ????@danimalcollins breezes past Swiatek to secure her spot in Round 4.#IBI25 pic.twitter.com/cp68EkOUgS
— wta (@WTA) May 10, 2025
Artikel ini disadur dari Juara bertahan Swiatek tersingkir di babak ketiga Roma