Newcastle Akhiri Puasa Gelar Selama 70 Tahun, Bungkam Liverpool di Final Carabao Cup

Wembley Stadium menjadi saksi momen bersejarah saat Newcastle United sukses mengangkat trofi Carabao Cup 2025 usai menaklukkan Liverpool dalam pertandingan final yang penuh intensitas. Setelah penantian panjang selama 70 tahun sejak terakhir kali mengangkat trofi pada tahun 1955, kemenangan ini menjadi bukti bahwa The Magpies kini patut diperhitungkan kembali di kancah elit sepak bola Inggris.
Pertarungan Taktik dan Fisik: Liverpool vs Newcastle
Meski Liverpool tampil dengan dominasi dalam penguasaan bola, anak-anak asuh Arne Slot justru dibuat frustrasi oleh permainan fisikal dan direct khas Newcastle. Laga ini menjadi ajang adu taktik dua tim dengan pendekatan berbeda: satu mengandalkan kontrol permainan, lainnya bermain efisien dan agresif dalam duel.
Formasi dan Susunan Pemain
Liverpool turun dengan formasi 4-2-3-1 tanpa Alexander-Arnold yang cedera dan kiper utama Alisson Becker yang absen.
Newcastle tampil dengan skema 4-3-3, menurunkan trio gelandang pekerja keras: Joelinton, Tonali, dan Guimaraes yang menopang lini serang berisi Isak, Harvey Barnes, dan Murphy.
Babak Pertama: Duel Fisik, Bola-Bola Udara, dan Gol Pembuka
Sejak awal laga, tempo pertandingan langsung tinggi. Newcastle menerapkan permainan langsung dengan banyak memanfaatkan long pass dan duel bola udara. Alih-alih membangun dari belakang, bola langsung diarahkan ke area atas bek Liverpool demi menciptakan duel—dan ini terbukti efektif.
Gol Pertama dari Skema Bola Mati
Gol pembuka lahir dari situasi corner kick—hal yang sudah beberapa kali diincar Newcastle sepanjang laga. Dan Burn, bek jangkung mereka, menjadi target utama. Dalam situasi ini, McAllister terlambat mengantisipasi dan Dan Burn sukses menanduk bola ke gawang. Skema sederhana tapi mematikan ini jadi bukti bahwa Liverpool kurang siap menghadapi ancaman bola mati.
Babak Kedua: Ketika Isak Bicara Lewat Gol
Newcastle kembali mengandalkan set play dan efektivitas. Gol kedua datang dari serangan sisi kanan. Kombinasi Livramento dan Barnes membuat pertahanan Liverpool kewalahan. Murphy mengirim bola ke tiang jauh dan Alexander Isak—yang sepanjang laga tampil dinamis dan tidak terpaku di tengah—dengan cerdas muncul dari blind side, menjauh dari penjagaan Van Dijk dan Konaté untuk menyambar bola muntah. Gol ini semakin menegaskan status Isak sebagai striker yang sedang dalam performa puncak.
Disiplin Tanpa Bola: Newcastle Tahu Cara Bertahan
Kunci kemenangan Newcastle bukan hanya soal menyerang. Mereka tampil luar biasa dalam fase bertahan:
Saat Liverpool membangun serangan, Newcastle menggunakan blok medium 4-5-1 yang bisa berubah menjadi 5-4-1 jika Murphy turun.
Di fase pressing, mereka menutup jalur progresi Liverpool dengan angle pressing cerdas dari Isak yang memotong opsi umpan ke center-back.
Livramento dan Trippier pun aktif naik menekan saat bola diarahkan ke sisi lapangan, membuat Liverpool tak punya banyak pilihan selain memainkan long ball yang sering gagal.
Liverpool Gagal Bongkar Pertahanan, Serangan Kurang Tajam
Meski memasukkan sejumlah pemain ofensif seperti Darwin Nunez, Diogo Jota, dan Chiesa di babak kedua, serangan Liverpool tetap buntu. Newcastle bertahan dengan kompak, agresif, dan penuh disiplin. Peluang bersih hampir tak tercipta bagi The Reds, kecuali satu momen menjelang akhir laga, saat Harvey Elliott mengirim umpan kepada Chiesa yang memanfaatkan celah antarlini, namun sayangnya gagal dikonversi menjadi gol.
Akhir Manis di Wembley: Emosi dan Harapan Baru
Peluit akhir berbunyi dan suasana emosional menyelimuti pemain serta fans Newcastle di Wembley. Setelah puluhan tahun menanti, akhirnya mereka kembali mencicipi manisnya sebuah trofi.
Sejak klub ini diambil alih oleh pemilik baru, Newcastle mengalami transformasi besar. Jika performa konsisten dan energi tinggi seperti di final ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin mereka bisa kembali merebut tempat di zona Liga Champions.
Liverpool: Mimpi Quadruple Pupus
Bagi Liverpool, kekalahan ini menjadi pukulan telak. Setelah tersingkir dari FA Cup dan Liga Champions, Carabao Cup seharusnya menjadi peluang untuk mengakhiri musim dengan gelar. Kini, harapan mereka tinggal di Premier League—dan Arne Slot harus bekerja keras menjaga performa tim agar tetap kompetitif hingga akhir musim.
Kesimpulan
Final Carabao Cup 2025 membuktikan bahwa sepak bola bukan hanya soal penguasaan bola atau nama besar. Strategi tepat, semangat juang, dan eksekusi efektif dari Newcastle cukup untuk meruntuhkan dominasi Liverpool. Laga ini akan dikenang sebagai awal kebangkitan The Magpies dalam era baru yang lebih cerah.