Waspadai 8 penyakit yang tersebut kerap menyerang kucing

DKI Jakarta – Sama seperti hewan peliharaan lainnya, kucing juga berisiko mengalami berubah-ubah jenis penyakit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh daya tahan tubuh yang dimaksud menurun, infeksi bakteri, maupun serangan virus tertentu.
Ada banyak komponen yang tersebut dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan pada kucing. Biasanya, gejala awal yang dimaksud muncul antara lain kucing berubah menjadi kurang aktif, kehilangan nafsu makan juga minum, bulunya mulai rontok, atau terlihat ruam pada kulitnya.
Jika tanda-tanda ini mulai tampak, penting untuk segera membawanya ke dokter hewan agar mampu mendapat penanganan yang tersebut tepat sesuai kondisinya. Oleh sebab itu, sebagai pemilik, Anda penting waspada jikalau kucing menunjukkan perilaku yang digunakan tidak ada biasa. Berikut ini beberapa jenis penyakit pada kucing yang wajib Anda ketahui.
Jenis-jenis penyakit kucing yang dimaksud banyak terjadi
1. Serangan Kutu
Kutu merupakan salah satu hambatan umum yang digunakan menyerang lapisan kulit kucing, teristimewa ke area leher, punggung, lalu wajah. Kucing yang terinfeksi biasanya akan terlihat tiada tenang dan juga banyak menggaruk bagian tubuhnya.
Penyakit ini bersifat menular juga dapat menyebar ke kucing lain maupun hewan peliharaan lainnya. Tanda-tandanya antara lain muncul bentol dan juga ruam pada epidermis pada jumlah agregat banyak.
2. Gangguan pada mata
Infeksi mata atau konjungtivitis merupakan penyakit yang dimaksud kerap dialami kucing akibat kotoran, alergi, atau infeksi bakteri. Ciri-cirinya meliputi mata berwarna merah, berair, pembengkakan pada kelopak, serta kucing terlihat kehilangan nafsu makan. Jika dibiarkan, status ini dapat makin parah kemudian menciptakan kucing tiada nyaman.
3. Infeksi cacing
Cacingan sanggup terbentuk apabila kucing mengonsumsi makanan atau benda yang terkontaminasi. Salah satu gejalanya adalah penurunan berat badan secara drastis, kucing menjadi lemas, kemudian terkadang terlihat cacing pada kotorannya. Segera konsultasikan ke dokter hewan agar kucing dapat mendapatkan penanganan secepatnya.
4. Reaksi alergi
Kucing juga mampu mengalami alergi, biasanya akibat paparan debu, tungau, makanan tertentu, atau gigitan serangga. Ciri yang muncul meliputi epidermis gatal, ruam, bahkan bisa jadi menyebabkan kerontokan bulu atau infeksi lain jikalau terus digaruk.
5. Tungau pada telinga
Infeksi telinga akibat tungau cukup kerap terjadi. Parasit ini berprogres lambat namun dapat menyebabkan peradangan kritis dalam telinga. Tandanya kucing kerap menggaruk telinga, tampak gelisah, kemudian muncul cairan gelap berbau dari pada telinganya.
6. Permasalahan saluran kemih
Infeksi saluran kencing bagian bawah dapat menyebabkan kucing merasa sakit ketika buang air kecil. Gejalanya berbentuk kesulitan ketika kencing, mengeong oleh sebab itu kesakitan, juga banyak ke kotak pasir tanpa hasil. Penyebabnya dapat sebagai infeksi bakteri, kristal, stres, atau luka pada saluran kemih. Penanganan medis diperlukan untuk mengurangi komplikasi.
7. Skabies (gudik)
Skabies adalah infeksi dermis akibat tungau, kemudian dapat menular ke hewan lain bahkan manusia. Salah satu jenis tungau yang mana menular ke manusia adalah Sarcoptes scabiei. Gejalanya merupakan ruam, bintik-bintik, dermis kering lalu bersisik. Umumnya ditularkan melalui kontak langsung, khususnya pada tempat padat seperti pet shop atau shelter.
8. Infeksi jamur (ringworm)
Ringworm adalah infeksi jamur pada dermis yang digunakan umum terjadi, teristimewa dalam iklim lembap seperti Indonesia. Gejalanya mencakup bercak pitak berbentuk bulat, lapisan kulit bersisik, kemudian kerontokan bulu, khususnya pada area kepala, telinga, juga kaki. Jamur ini sangat enteng menyebar dan juga harus segera ditangani agar bukan meluas ke bagian tubuh lain.
Artikel ini disadur dari Waspadai 8 penyakit yang sering menyerang kucing






